NILAI WAKTU UANG

on 20120404

Waktu adalah salah satu faktor yang penting dalam membuat suatu keputusan untuk menentukan apa yang akan anda lakukan dengan uang anda miliki. Karena dengan adanya waktu maka akan ada kesempatan untuk menunda konsumsi maupun untuk memperoleh pendapatan lebih yang biasanya kita sebut bunga.

Konsep nilai waktu uang pada dasarnya mengungkapkan bahwa uang yang anda terima sekarang berbeda nilainya bila dibandingkan dengan uang yang anda terima 1 tahun dari sekarang misalnya. Konsep ini memasukkan nilai bunga yang mungkin didapatkan terhadap fungsi waktu.


FUTURE VALUE (FV)
Future value adalah nilai uang yang akan dihasilkan di masa yang akan datang atas uang yang ada saat ini dengan suku bunga tertentu.

Contoh:
Seseorang mempunyai uang sebesar Rp 50.000,- menabung di suatu bank yang memberikan bunga 20% pertahun. Berapa nilai tabungan setelah 5 tahun?
Misalkan:
P0     = nilai tabungan awal = Rp 50.000,-
R      = suku bunga             = 20%
FVr,n = nilai tabungan pada akhir periode n dengan suku bunga r

 FVr,n = P0 ( 1 + r )n

Jika n = 5 maka,
FV20%, 5 = Rp 50.000 ( 1 + 0,2)^5
            = Rp 124.500,-


PRESENT VALUE (PV)
Present value adalah nilai saat ini dari sejumlah uang yang akan dihasilkan pada masa yang akan datang dengan suku bunga tertentu.

Rumus:

 FVr,n = P0 ( 1 + r )n
 PV = P0 

Sehingga,
 PV = FVr,n [ ( 1 + r )-n ]

Contoh:
Anda ditawarkan suatu alternatif penerimaan pembayaran uang sebesar Rp 250.000,- pada akhir tahun ke-5 atau menerima sebesar Rp x,- sekarang. Apabila suku bunga sebesar 20% per tahun, berapa nilai x sebagai dasar untuk menolak atau menerima salah satu alternatif?

PV = P0 = FV20%,5th [(1+0,2)-5]
           = Rp 250.000 (0,402)
           = Rp 100.500,- 


NET PRESENT VALUE (NPV)
Net present value adalah selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang.

Rumus Yang Digunakan :
 NPV = PVpenerimaan - PVpengeluaran 

Arti Perhitungan NPV :
Jika…
Berarti…
Maka…

NPV > 0

Investasi yang dilakukan memberikan manfaat bagi perusahaan


Proyek bisa dijalankan.

NPV = 0

Investasi yang dilakukan tidak mengakibatkan perusahaan untung maupun rugi


Jika proyek dijalankan atau tidak dilaksanakan, tidak berpengaruh pada keuangan perusahaan. Keputusan harus ditetapkan dengan menggunakan kriteria lain misalnya dampak investasi terhadap positioning perusahaan.


NPV < 0

Investasi yang dilakukan akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan


Proyek ditolak.

Contoh:
Sebuah perusahaan akan mengganti mesin lama dengan mesin baru. Untuk mengganti mesin lama dibutuhkan dana investasi sebesar Rp 85.000.000,-. Mesin baru mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan salvage value berdasarkan pengalaman pada akhir tahun ke-5 sebesar Rp 20.000.000,-. Berdasarkan pengalaman pengusaha, cash in flows setiap tahun diperkirakan sebesar Rp 25.000.000,- dengan biaya modal 15% per tahun. Apakah mesin pengganti ini layak untuk dibeli apabila dihilat dari NPV?

PV =  [25.000.000 (1+0,15)-1] + [25.000.000 (1+0,15)-2] + [25.000.000 (1+0,15)-3]
        + [25.000.000 (1+0,15)-4] + [25.000.000 (1+0,15)-5
PV = (21.739.130) + (18.903.591) + (16.437.905) + (14.293.831) + (12.429.418)
PV =  83.803.875

NPV = PVpenerimaan - PVpengeluaran
       = 83.803.875 - 85.000.000
       = - 1.196.125
Berdasarkan perhitungan, NPV diperoleh nilai negatif, sehingga pembelian mesin pun tidak mungkin untuk dilaksanakan.

 
INTERNAL RATE OF RETURN (IRR)
Internal rate of return merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi. IRR digunakan dalam menentukan apakah investasi dilaksanakan atau tidak. Untuk itu, biasanya digunakan acuan bahwa investasi yang dilakukan harus lebih tinggi dari minimum acceptable rate of return atau minimum atractive rate of return yaitu laju pengembalian minimum dari suatu investasi.

Rumus:
 IRR = i2 + (PV2 - PV1) * [(i1 - i2) * (PV1 - PV2)-1

Contoh:
Berdasarkan contoh NPV yang di atas, maka:
PV1 dengan DF 15% menghasilkan Rp 83.803.875,- dan PV2 dengan DF 12% adalah:
PV2 = [25.000.000 (1+0,12)-1] + [25.000.000 (1+0,12)-2] + [25.000.000 (1+0,12)-3]
        + [25.000.000 (1+0,12)-4] + [25.000.000 (1+0,12)-5]
PV2 = (22.321.428) + (19.929.846) + (17.794.506) + (15.887.951) + (14.185.671)
PV2 = 90.119.402


Sehingga,
IRR = 12 + (90.119.402 - 85.000.000) * [(15 - 13) * (83.803.875 - 90.119.402)-1]
     = 12 + (5.119.402) * [2 * (-6.315.527)-1]
     = 10,38%
Karena hasil IRR lebih kecil dari tingkat bunga 15% berarti penggantian mesin tidak layak.


SUMBER:
Download PPT : Analisis Kriteria Investasi 
http://id.wikipedia.org 
http://wongasjap.blogspot.com/2011/03/nilai-waktu-uang.html

0 comments:

Post a Comment