Interferensi adalah paduan dua gelombang atau lebih menjadi
satu gelombang baru. Cahaya merupakan gelombang yaitu gelombang
elektromagnetik. Interferensi cahaya bisa terjadi jika ada dua atau lebih
berkas sinar yang bergabung.
Jika cahayanya tidak berupa berkas sinar, maka
interferensinya sulit diamati, karena:
- Panjang gelombang cahaya sangat pendek, kira-kira 1% dari lebar rambut.
- Setiap sumber alamiah cahaya memancarkan gelombang cahaya yang fasenya sembarang (random) sehingga interferensi yang terjai hanya dalam waktu singkat.
Jadi, interferensi cahaya tidaklah senyata seperti
pada gelombang air atau gelombang bunyi.
Interferensi cahaya terjadi jika terpenuhi 2 syarat berikut ini:
- Kedua gelombang cahaya harus koheren. Artinya, kedua gelombang cahaya tersebut harus memiliki beda fase yang selalu tetap, oleh sebab itu keduanya harus memiliki frekuensi yang sama.
- Kedua gelombang cahaya harus memiliki amplitude yang hampir sama.
Untuk menghasilkan dua gelombang sefasa (koheren), digunakan satu sumber cahaya monokromatik yang dilewatkan pada dua celah sempit. Kedua celah S1 dan S2 masing-masing sebagai sumber yang kohoren.
Terjadi dan tidak terjadinya interferensi dapat digambarkan seperti Gambar 2.3.
Pola hasil interferensi cahaya dapat ditangkap pada layar, yaitu:
- Garis Terang,
merupakan hasil interferensi maksimum (konstruktif atau saling memperkuat). - Garis Gelap,
merupakan hasil interferensi minimum (destruktif atau saling memperlemah).
0 comments:
Post a Comment