KOMUNIKASI BAWAH LAUT

on 20121201
Kabel komunikasi bawah laut adalah kabel yang diletakkan di bawah laut untuk menghubungkan telekomunikasi antar negara-negara.

Komunikasi kabel bawah laut pertama membawa data telegrafi. Generasi berikutnya membawa komunikasi telepon, dan kemudian data komunikasi. Seluruh kabel modern menggunakan teknologi optik fiber untuk membawa data digital, yang kemudian juga untuk membawa data telepon, internet, dan juga data pribadi.

Operator telekomunikasi di Indonesia pada era 1990-an sudah menggunakan kabel laut untuk menghubungkan pulau-pulau di Nusantara. Penggunaan kabel laut serat optik memiliki banyak keuntungan dibandingkan menggunakan Digital Micro wave (Radio Terrestrial) yang memiliki keterbatasan pada bandwidth, sehingga trend kedepan penggunaan kabel serat optik akan semakin banyak baik di darat maupun di laut.

Penggelaran kabel laut dilakukan oleh kapal kabel (Cableship) yang dirancang khusus untuk menggelar kabel laut, Cableship memiliki keistimewaan, karena tidak dapat menggelar pada lokasi air dangkal, sehingga untuk area air dangkal (Shore End) biasanya menggunakan Barge Cable, yang mampu sampai pada ke dalam air 1 meter.
 
Sejak 2003, kabel bawah laut telah menghubungkan seluruh benua dunia kecuali Antarktika.

BAGIAN BAGIAN KABEL

A cross section of a submarine communications cable.
1 – Polyethylene
2 – Mylar tape
3 – Stranded steel wires
4 – Aluminium water barrier
5 – Polycarbonate
6 – Copper or aluminium tube
7 – Petroleum jelly
8 – Optical fibers

TEKNOLOGI KOMUNIKASI BAWAH LAUT


Kabel laut juga merupakan jaringan / sambungan backbone dari satelite, jadi selain telekomunikasi ke luar nagara tidak hanya menggunakan satelite tapi juga dengan teknologi kabel laut. 

Kabel yang di gunakan itu sendiri tidak seperti pada kabel umumnya. Tetapi yang di gunakan adalah kabel khusus yg terdiri dari komponen2 tertentu. Contohnya: memiliki armor/pelindung agar tahan terhadap benturan / gesekan yang ada pada bawah laut. dan jenis kabel yang di gunakan adalah kabel cahaya / kabel optik.

Pemasangan kabel laut juga menggunakan cableship (kapal laut yang sangat besar dan di khususkan untuk menggelar / laying cable di laut) tapi sebelum di mulai menggelar kabel di laut sebelumnya di adakan survei di dasar laut dengan menggunakan alat atau pun manusia. 

SISTEM KOMUNIKASI KABEL LAUT (SKKL)



Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) adalah sistem yang menggunakan media transmisi kabel yang ditanam atau diletakkan di dasar laut untuk menghubungkan komunikasi antar pulau atau antar negara.


Secara garis besar konfigurasi SKKL dibagi dua perangkat utama: 
  • Perangkat Terminal (Dry Plant) 
  • Perangkat Bawah Laut (Wet Plant)
Perangkat Bawah Laut terdiri dari: 

  • Kabel
    Kabel laut serat optik mempunyai 2 fungsi utama yaitu, serat optik sebagai media transmisi dan kawat tembaga sebagai penghantar catu daya dari PFE ke repeater dan BU.


    • Repeater
      Repeater berfungsi untuk memperkuat sinyal. Pada repeater optik proses penguatannya dilakukan secara optical menggunakan Erbium Doped Fiber Amplifier (EDFA).
    • Equalizer
      Equalizer hanya digunakan pada SKKL multi wavelength (WDM). Equalizer berfungsi untuk meratakan spektrum penguatan semua wavelength dan dipasang setiap 10 repeater.

    • BU (Branching Unit)

      BU digunakan pada SKKL yang memiliki lebih dari dua landing station. BU juga digunakan untuk tempat membelokan jalur optik, tempat membelokan wavelngth/lambda dan juga digunakan untuk merekonfigurasi sistem power.

     SONAR SEBAGAI ALAT KOMUNIKASI DI DALAM LAUT

    Sonar (Singkatan dari Bahasa inggris: sound navigation and ranging) merupakan suatu peralatan atau piranti yang digunakan dalam komunikasi di bawah laut.

    Sonar sendiri bekerja untuk mencari atau mendeteksi suatu benda yang ada di bawah laut dengan cara mengirim gelombang suara yang nantinya gelombang suara tersebut dipantulkan kembali oleh benda yang akan dideteksi. Sonar biasa dimanfaatkan dalam mengukur kedalaman laut, mencari lokasi dalam laut, mendeteksi kapal selam dan ranjau, menangkap ikan serta berbagai kegiatan komunikasi di bawah laut. Sebuah sonar terdiri dari sebuah pemancar, transducer, penerima/receiver, dan layar monitor.

    Pada awalnya sonar diinspirasi dari lonceng bawah air yang digunakan untuk mengukur kecepatan suara dalam air, kemudian berkembang dan dimanfaatkan dalam mendeteksi gunung es yang ada dalam laut ketika kapal laut melintas. Seiring dengan perkembangan waktu, sonar dimanfaatkan dalam perang dunia I untuk mendeteksi kapal selam. Semenjak itu sonar benar-benar dikembangkan dan dimanfaatkan dalam dunia militer dan perang.

    Awalnya dalam perkembangan sonar hanya terkenal adanya sonar pasif. Sonar pasif hanya mampu mengirim sebuah sinyal keluar tanpa bisa menerima kembali sinyal tersebut. Lalu seiring perkembangan teknologi, sonar memiliki kemampuan mengirim sinyal sekaligus sinyal yang dikirim tersebut bisa kembali.

    Frekuensi yang digunakan sonar dalam mengirim gelombang bunyi berada di atas 20.000 Hz atau pada daerah ultrasonik. Oleh karena itu sonar mampu mendeteksi benda-benda kecil sekalipun.

    Cara komunikasi ini juga digunakan oleh mamalia laut seperti lumba-lumba, paus, anjing laut dan sebagainya. Oleh karena itu bisa dikatakan sonar diinspirasi dari mamalia laut. Namun, perlu diketahui keberadaan sonar sendiri dapat mengakibatkan dampak negatif pada mamalia laut. Hal ini dikarenakan gelombang bunyi yang dikirim sonar dapat mengacaukan sistem komunikasi mamalia laut sehingga sering terjadi missed communication dan mengakibatkan banyak mamalia laut yang terdampar di pantai akibat dari pengiriman sinyal sonar.

    Keberadaan sonar melengkapi kemajuan teknologi komunikasi dan mampu menutupi kelemahan yang ada pada teknologi radar. Radar memiliki kelemahan pada air. Hal ini dikarenakan radar memanfaatkan gelombang elektromagnetik yang tidak dapat merambat dalam air. Hal ini yang menjadi hambatan dalam komunikasi kapal laut dan kapal selam, sehingga sonar menjadi jalan keluar yang baik untuk komunikasi bawah laut.

    Namun sonar sendiri masih memiliki banyak kelemahan diantaranya kecepatan mengembalian sinyal yang dipengaruhi oleh suhu dan salinitas air laut. Suhu dan salinitas air laut dapat merubah kerapatan air sehinnga sinyal yang kembali bisa terhambat atau malah bisa lebih cepat. Terkadang sinyal sonar yang dikirim untuk mendeteksi kapal selam sering kali mengalami kegagalan.

    Hal ini dikarenakan kapal selam lawan berada dalam daerah yang dimana suhu dan salinitas laut pada daerah tersebut dapat memantulkan rambatan suara yang datangsehingga kapal dapat terhindar dari deteksi sonar yang dikirim. Daerah lapisan laut ini biasanya disebut dengan “daerah kedap” transmisi gelombang udara (shadow zone). Selain itu ada pula kapal selam yang terbuat dari material yang mampu meminimalisir pantulan dan merusak atau mengacaukan sistem sonar aktif dari lawan. 

    Sonar yang dikenal dalam dunia militer biasanya adalah sonar bouy. Sonar ini dimanfaatkan pada heli anti kapal selam. Sonar ini bekerja dan digantung pada sebuah kabel dan heli bergerak diatas perairan sambil menyeret sonar. Sonar ini digunakan untuk mencari posisi kapal selam musuh.

    Selain itu sonar juga dimanfaatkan dalan penggunaan sebuah torpedo. Hal ini bertujuan agar akurasi penebakan kapal musuh semakin tinggi dan tepat sasaran. Sonar yang digunakan bisa sonar pasif maupun sonar aktif. Torpedo yang sudah dipasang perangkat sonar antara lain torpedo jenis Mk 37.

    Sonar pada kapal selam biasanya dimanfaatkan untuk komunikasi antar kapal selam atau kapal selam dengan kapal laut yang sepihak.

    Selain sonar, konunikasi di bawah laut juga memanfaatkan laser inframerah. Alat ini juga digunakan dengan tujuan yang hampir sama dengan sonar yaitu mengumpulkan informasi tentang lingkungan air, dari mendeteksi tambang untuk pemetaan bawah dasar laut. Namun sebagian banyak orang lebih memilih teknologi sonar dikarenakan energi yang digunakan tidak begitu besar serta tidak adanya efek radiasi dan kenaikan suhu.


    SUMBER:

    0 comments:

    Post a Comment