#Part6 | DAMPAK PERTAMBANGAN TERHADAP LINGKUNGAN

on 20121125

  1.  KERUSAKAN LAHAN

    a. Perubahan Vegetasi penutup

    Proses land clearing pada saat operasi pertambangan dimulai menyebabkan hilangnya vegetasi alami.
    Jika kegiatan pertambangan dilakukan di dalam kawasan hutan lindung, maka hilangnya vegetasi akan berdampak pada perubahan iklim mikro, keanekaragaman hayati (biodiversity) dan habitat satwa menjadi berkurang. Selain itu juga dapat memperbesar kemungkinan terjadinya erosi dan sedimentasi saat hujan.
    (Gambar 1. Proses land clearing yang mengakibatkan hilangnya vegetasi alami)

    b. Perubahan Topografi
    Perubahan topografi yang tidak teratur atau membentuk lereng yang curam akan memperbesar laju aliran permukaan dan meningkatkan erosi. Kondisi bentang alam/topografi yang membutuhkan waktu lama untuk terbentuk, dalam sekejap dapat berubah akibat aktivitas pertambangan dan akan sulit dikembalikan dalam keadaan semula.
    (Gambar 2. Perubahan topografi akibat aktivitas pertambangan)

    c. Perubahan Pola Hidrologi
    Kondisi hidrologi daerah sekitar tambang terbuka mengalami perubahan akibat hilangnya vegetasi yang merupakan salah satu kunci dalam siklus hidrologi. Ditambah lagi pada sistem pertambangan terbuka, air dipompa lewat sumur-sumur bor untuk mengeringkan areal yang akan dieksploitasi untuk memudahkan pengambilan bahan tambang.
    Setelah tambang tidak beroperasi, aktivitas sumur pompa dihentikan maka tinggi muka air tanah berubah yang menandakan pengurangan cadangan air tanah untuk keperluan lain dan berpotensi tercemarnya badan air akibat tersingkapnya batuan yang mengandung sulfida sehingga kualitas menurun.


    (Gambar 3. Perubahan pola hidrologi pada aktivitas pertambangan)

    d. Kerusakan Tubuh Tanah
    Dapat terjadi saat pengupasan dan penimbunan kembali tanah pucuk untuk proses reklamasi. Kerusakan juga terjadi akibat tercampurnya tubuh tanah secara tidak teratur sehingga akan mengganggu kesuburan fisik, kimia dan biologi tanah. Hal ini tentunya membuat tanah sebagai media tumbuh tak dapat berfungsi dengan baik bagi tanaman nantinya.

  2. MENYEBABKAN LIMBAH BERACUN (TAILING)

    Tailing adalah satu jenis limbah yang dihasilkan oleh kegiatan tambang. Selain tailing, kegiatan tambang juga menghasilkan limbah kemasan bahan kimia dan limbah domestik. Tailing yang menyerupai lumpur kental, pekat, asam dan mengandung logam-logam berat itu berbahaya bagi keselamatan makhluk hidup.

  3. DAMPAK BAGI SOSIAL - BUDAYA

    Dalam "The Forms of Capital" (1986), Piere Boudieu membagi modal menjadi modal kapital, modal budaya dan modal sosial.
    Modal sosial merupakan hubungan atau jaringan (network) antara orang-orang yang memiliki pikiran dan gagasan sama tentang suatu hal. Dalam konteks pertambangan ini, hubungan sosial terbentuk karena kesamaan kepentingan, kesamaan atas tanah, kekayaan alam dan kesamaan sejarah serta adat dan budaya.

    Direnggutnya penguasaan masyarakat atas tanah dan kekayaan alam menyebabkan fondasi modal sosial mereka lenyap dan berdampak pada:

    • Lenyapnya daya ingat sosial, hilangnya tatanan nilai sosial yang dulunya dimiliki komunitas.
    • Putusnya hubungan silaturahmi antar warga menyebabkan perpecahan, persengketaan bahkan ke taraf konflik.
    • Menurunnya daya tahan tubuh karena merosotnya mutu kesehatan, mental warga dan seringkali muncul penyakit-penyakit baru.

  4. DAMPAK BAGI EKONOMI MASYARAKAT

    Operasi pertambangan membutuhkan lahan yang luas, dipenuhi dengan cara menggusur tanah milik dan wilayah kelola rakyat. Kehilangan sumber produksi (tanah dan kekayaan alam) dapat melumpuhkan kemampuan masyarakat setempat menghasilkan barang-barang dan kebutuhan mereka sendiri.

    Lumpuhnya tata produksi menjadikan masyarakat makin tergantung pada barang dan jasa dari luar. Untuk kebutuhan sehari-hari mereka semakin lebih jauh dalam jeratan ekonomi.

SUMBER:
http://walhintt.wordpress.com/


0 comments:

Post a Comment