Penduduk Indonesia adalah mereka yang tinggal di Indonesia pada saat dilakukan sensus dalam kurun waktu minimal 6 bulan.
KEPADATAN
PENDUDUK
Kepadatan penduduk adalah perbandingan antara jumlah penduduk
dengan luas wilayah yang ditempati. Kepadatan penduduk akan meningkat jika
angka kelahiran tinggi dan angka kematian rendah, apa lagi bila diikuti tingkat
imigrasi yang tinggi. Hal ini dapat menyebabkan ledakan penduduk, yaitu keadaan
dimana pertumbuhan penduduk sangat pesat melebihi daya dukung alam.
DAMPAK
KEPADATAN PENDUDUK TERHADAP LINGKUGAN
Kepadatan penduduk dapat
mempengaruhi kualitas penduduknya. Pada daerah yang kepadatannya tinggi, usaha
peningkatan kualitas penduduk lebih sulit dilaksanakan. Hal ini menimbulkan
permasalahan sosial ekonomi, keamanan, kesejahteraan, ketersediaan lahan dan air
bersih, kebutuhan pangan, dan dapat berdampak pada kerusakan lingkungan.
Tumbuhnya kawasan industri dan
semakin padatnya pemukiman penduduk di daerah perkotaan menyebabkan timbulnya
berbagai permasalahan yang nyata. Kepadatan penduduk mempengaruhi beberapa
aspek yang berkaitan dengan kehidupan kehidupan penduduk berikut ini:
a. Ketersediaan Udara Bersih
Udara bersih merupakan
kebutuhan mutlak bagi kelangsungan hidup manusia. Udara bersih banyak
mengandung oksigen. Semakin banyak jumlah penduduk berarti semakin banyak oksigen
diperlukan. Namun kebersihan udara tidak semata-mata ditentukan oleh kadar
oksigen saja. Gas-gas lain yang ada di udara seperti karbon dioksida, oksigen
nitrogen dan oksigen belerang juga mempengaruhi kualitas udara. Apabila
kandungan gas-gas ini meningkat, maka dapat dikatakan bahwa udara telah
tercemar.
Bertambahnya pemukiman, alat transportasi, dan kawasan industry yang
menggunakan bahan bakar fosil (minyak bumi, bensin, solar dan batu bara)
mengakibatkan kadar CO2 dan CO di udara semakin tinggi. Berbagai kegiatan
industry juga menghasilkan gas-gas pencemar seperti oksida nitrogen (NOx) dan
oksida belerang (Sox) di udara. Tak heran jika udara pada lingkungan tersebut pasti tercemar.
Oleh karena itu, marilah menanam pohon sebanyak-banyaknya. Selain
sebagai penyejuk dan keindahan, pepohonan berfungsi sebagai hutan kota untuk
menurunkan tingkat pencemaran udara.
b. Ketersediaan Pangan
Untuk bertahan hidup, manusia
membutuhkan makanan. Dengan bertambahnya jumlah populasi penduduk, maka jumlah
makanan yang diperlukan juga semakin banyak. Ketidakseimbangan antara
bertambahnya jumlah penduduk dengan bertambahnya produksi pangan sangat
mempengaruhi kualitas hidup manusia. Akibatnya penduduk dapat kekurangan gizi
atau bahkan kekurangan pangan.
Di kota-kota besar, lahan pertanian boleh
dikatakan hampir tidak ada lagi. Sebagian besar lahan pertanian di kota
digunakan untuk lahan pembangunan pabrik, perumahan, kantor dan pusat
perbelanjaan. Untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat kota sangat tergantung
dengan tersedianya pangan dari desa. Jadi semakin meningkat pertumbuhan
penduduk, semakin meningkat pula kebutuhan pangan dan lahan. Padahal
pertumbuhan penduduk lebih cepat daripada pertumbuhan produksi pangan.
c. Ketersediaan Lahan
Kepadatan penduduk mendorong
peningkatan kebutuhan lahan, baik lahan untuk tempat tinggal, sarana penunjang
kehidupan, industry, tempat pertanian, dsb. Untuk mengatasi kekurangan lahan,
sering kali dilakukan pembukaan hutan. Meskipun hal ini dapat dianggap sebagai solusi, sesungguhnya kegiatan itu
merusak lingkungan hidup yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Jadi,
peluang terjadinya kerusakan lingkungan akan meningkat seiring dengan
bertambahnya kepadatan penduduk.
d. Ketersediaan Air Bersih
Air bersih yang digunakan
sehari-hari sebagian besar berasal dari air tanah, air permukaan, dan air
atmosfer. Jumlah air di bumi ini tetap, sedangkan jumlah penduduk makin
bertambah dari tahun ke tahun. Meskipun 2/3 dari luas bumi berupa air, namun
tidak semua jenis air dapat digunakan secara langsung. Oleh karena itu,
persediaan air bersih yang terbatas dapat menimbulkan masalah yang cukup
serius. Air bersih dibutuhkan oleh berbagai macam industry, untuk memenuhi
kebutuhan penduduk, irigasi, ternak, dsb. Jumlah penduduk yang meningkat juga
berarti semakin banyak sampah atau limbah yang dihasilkan.
e. Pencemaran Lingkungan
Kepadatan populasi manusia
berpengaruh pada kondisi ekosistem. Aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya sering menimbulkan dampak buruk pada lingkungan.
Misalnya untuk memenuhi kebutuhan bahan bangunan dan kertas, dilakukan
penebangan hutan yang tidak terkendali sehingga dapat mengakibatkan berbagai bencana
seperti banjir dan tanah longsor, serta dapat melenyapkan kekayaan
keanekaragaman hayati di hutan tersebut.
Di daerah yang
berpenduduk padat, sampah rumah tangga yang dihasilkan juga banyak. Karena terbatasnya
tempat penampungan sampah, seringkali sampah dibuang di tempat yang tidak
semestinya, misalnya di sungai. Akibatnya timbul pencemaran air dan tanah serta banjir.
Selain itu di daerah yang padat, kebutuhan transportasi juga bertambah sehingga
jumlah kendaraan bermotor meningkat. Hal ini akan menimbulkan pencemaran udara
dan suara. Jadi kepadatan penduduk yang tinggi dapat mengakibatkan timbulnya
berbagai pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem.
SUMBER:
1 comments:
tambah donk :guitaris:
Post a Comment